Jumat, 22 September 2017

Penggemar Rahasia

Penggemar Rahasia Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

“Go Rifa.. go Rifa go! Ayoo.. semangat!” para pendukung Rifa terus menyemangati Rifa. Sebentar lagi, Rifa akan tampil di acara Pentas Seni. Deg deg.. jantung Rifa terus berdebar. Nomor peserta Rifa, adalah 25. sedangkan peserta yang sekarang tampil adalah peserta dengan no urut 24. Berarti, setelah ini Rifa ajan tampil.

“Hua… argh.. aku sih belum siap! gimana yaa?” ucap Rifa sambil mondar-mandir diruang belakang panggung. “Bismillahirrahmanirrahim.. semoga bisa” do’a Rifa. “Rifa.. ayo, sebentar lagi nama kamu! ayo, geladi resik!” perintah Bu Narisa, panitia pentas seni. “I..iy.. iya. de..deh.. b..bb..bu” jawab Rifa tergagap. Dengan gontai, Rifa menuju ruang serbaguna Disana, suasana sangat sepi. Yang ada, hanya Rifa dan Bu Syahla. “Rifa, kuncinya yang tenang ya! coba rilex aja. Tarik nafas…” kata Bu Syahla. “Oke.. hufh..” Rifa menghela nafas. “Yup.. sekarang, waktunya geladi resik!” ucap Bu Syahla. Rifa hanya mengangguk. “Satu… dua.. tiga.. Mulai” Bu Syahla memberi aba-aba. Rifa pun segera beraksi. Rifa menampilkan drama, menyanyi, dan mendongeng. Tak terasa, waktu hampir habis. Tepat pada saat Rifa dipanggi
... baca selengkapnya di Penggemar Rahasia Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Kamis, 21 September 2017

Emak, Gue Jadi Artis!

Emak, Gue Jadi Artis! Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

“Mak, liat deh tuh!” kataku seraya menunjukkan jari ke arah televisi.
“Apaan sih?” timpal Emak yang penasaran.
“Itu loh mak acara di tipi. Noh, emak liat kan? Duh mak, hati gue serasa diiris-iris liat begituan. Untungnya kita nggak separah dan bersyukurnya lebih beruntung di banding mereka-mereka ye mak.” Cerocos gue dengan hati miris sembari mantengin layar televisi yang lagi nayangin acara orang pinggiran.
“Oh, emak sih udah biasa liat kek gituan. Namanya juga Indonesia Yan, ada semacam kejengkingan ekonomi gitu, yang kismin yah kelewat kismin, lah yang kaya, hartanye udah kaya tai ayam dah, berceceran dimana-mana. Ckck.” Tanggap emak sok udah kaya pejabat gedongan yang gede omong.
“Mak, sebenernye kita ini kegolong apaan si? Kismin apa Kaya?”
“Pikir aja sendiri deh lu! Udah mau jadi sarjana masa tanya begonoan. sia-sia deh uang emak buat nyekolahin elu selama ini.” Cibir emak dengan gaya tengil yang bikin gue empet plus pengen ngerampok uang di dompet nya yang selalu d
... baca selengkapnya di Emak, Gue Jadi Artis! Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Rabu, 06 September 2017

Aku Tidak Punya Teman

Aku Tidak Punya Teman Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Jam menunjukan pukul 06.55. Seorang gadis muda tampak berlari-lari dari arah barat. Hampir saja ia terjatuh ketika tersandung sebuah batu kecil. Ia terus berlari walau ia tahu bahwa jalanan licin karena hujan semalam. Hingga tiba ia di sebuah tikungan sempit dalam gang dan ia terpeleset, alhasil kali ini ia jatuh dengan sukses. Namun tak menunggu waktu lama, ia segera bangkit, membersihkan rok panjangnya sebentar dan berlari kembali. Sampai juga ia di tempat yang dituju, sekolah.

“Pak satpam tunggu sebentar! Jangan ditutup dulu gerbangnya.” katanya dengan wajah panik saat melihat satpam sekolahnya menutup gerbang depan.
“Oh, kamu Nessa, sudah berapa kali kamu terlambat minggu ini, hah?! Sebenarnya aku enggan mengijinkan anak yang terlambat walau hanya satu menit untuk masuk. Tapi kali ini kau ku bolehkan masuk dan ingat, tak ada toleransi lagi lain kali.” pak satpam yang terkenal galak itu membuka gerbang kembali dan mengijinkan gadis itu masuk.
“Terimakasih banyak pak!” teriak gadis itu kegirangan sambil berlari masuk kelas. Sekilas
... baca selengkapnya di Aku Tidak Punya Teman Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Senin, 04 September 2017

Paku di Pagar

Paku di Pagar Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Anton adalah seorang anak yang memiliki tabiat yang kurang baik. Gampang sekali marah, memaki, ataupun mengomel, kepada siapa saja.

Suatu hari ayahnya memberikan sekantung paku seraya berpesan, setiap kali Anton marah, memaki atau mengomel, ia harus menancapkan sebuah paku pada kayu pagar belakang rumah.

Di hari pertama saja, Anton menancapkan 27 paku.

Hari demi hari berikutnya ia mampu mengurangi jumlah paku yang mesti ditancapkan.

Lama-lama ia menjadi sadar, bahwa ternyata lebih mudah mengendalikan emosinya daripada harus menancapkan paku di pagar belakang rumah.

Ia melaporkan hal itu pada sang ayah.

Setelah itu ayahnya menyarankan, mulai sekarang Anton diharuskan mencopot kembali satu paku setiap kali ia berhasil mengendalikan emosinya.

Pada akhirnya Anton berhasil mencopot semua paku yang tertancap pada kayu pagar tersebut.

Sang ayah kemudian menggandeng Anton melihat pagar kayu.

"Kau telah melakukan sesuatu yang baik anakku. Namun, lihatlah kayu besar ini sekarang berlubang-lubang, tidak mulus lagi. Inilah cermin hidup.

Setiap kemarahan, kegusaran, akan menimbulkan bekas luka di hati orang. Persis seperti bekas-bekas lubang paku pada kayu ini.


... baca selengkapnya di Paku di Pagar Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1